Lana Del Rey memulai karier musiknya sebagai sosok indie darling dengan gaya unik dan suara yang memikat. Nama aslinya, Elizabeth Woolridge Grant, mulai dikenal publik dengan nama panggungnya setelah merilis lagu “Video Games” pada 2011. Lagu ini, dengan melodi yang melankolis dan lirik yang puitis, menarik perhatian luas dan segera melambungkan namanya ke permukaan.

Setelah kesuksesan awal tersebut, Lana merilis album “Born to Die” pada 2012. Album ini mengukuhkan posisinya di industri musik, dengan lagu-lagu seperti “Summertime Sadness” dan “Born to Die” yang menggabungkan elemen pop dan indie dengan cara yang menyegarkan. Lana menggunakan estetika visual yang khas dan narasi lirik yang mendalam untuk membangun identitas musiknya.

Lana Del Rey terus berevolusi dengan album-album berikutnya seperti “Ultraviolence” dan “Honeymoon.” Dalam karya-karya ini, ia mengeksplorasi tema cinta, kerinduan, dan nostalgia dengan suara yang semakin matang. Lana mempertahankan integritas artistiknya sambil menarik perhatian audiens yang lebih luas, memadukan elemen rock, jazz, dan musik baroque pop.

Pada 2019, Lana merilis “Norman Fucking Rockwell!” yang mendapat pujian kritis dan komersial. Album ini menunjukkan perkembangan artistik Lana dengan lirik yang lebih reflektif dan komposisi musik yang kompleks. Kritikus dan penggemar memuji album ini sebagai salah satu karya terbaiknya, yang casino  mengukuhkan statusnya sebagai ikon pop modern.

Lana Del Rey berhasil menavigasi peralihan dari bintang indie menjadi ikon pop tanpa kehilangan esensi artistiknya. Ia memadukan suara unik, lirik puitis, dan visual yang kuat untuk menciptakan pengalaman musik yang mendalam. Perjalanan kariernya menunjukkan kemampuan luar biasa untuk beradaptasi dan berkembang, menjadikannya salah satu musisi paling berpengaruh di generasinya.

By admin